Jakarta - Tahukah anda ternyata Indonesia memproduksi emas dengan nilai lebih dari seratus triliun per tahun. Nilai produksi emas terbesar dikuasai oleh Tambang Grasberg milik Freeport yang berlokasi di Papua.
Marketing Manajer Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Bambang Wijanarko mengatakan, dalam setahun produksi tambang emas dalam negeri kurang lebih bisa mencapai nilai Rp 20 triliun.
"Produksi dari tambang emas dalam negeri setahun kurang lebih bisa Rp 20 triliun, belum termasuk emas ikutan dari tambang tembaga di Grasberg yang bisa Rp 100 triliun (Menurut GFMS Gold Survey 2011)," tutur Bambang kepada detikFinance, Senin (26/9/2011).
Memang tambang Grasberg yang dikuasai Freeport ini adalah tambang emas terbesar di dunia. Tapi di tambang ini saham pemerintah Indonesia hanya sekitar 9% saja.
Bambang mengatakan, tingginya permintaan emas dari masyarakat di dalam negeri sebenarnya bisa dipenuhi jika ada penerapan kewajiban alokasi emas untuk dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO). Namun saat ini aturan tersebut belum ada, sehingga para perusahaan tambang emas bebas mengekspor emas berapapun ke luar negeri.
"Mengenai stok emas dalam negeri sebenarnya kalau ada penerapan DMO (Domestic Market Obligation) seharusnya bisa dipenuhi dari produksi tahunan tambang emas dan tembaga di dalam negeri," jelas Bambang.
Untuk Antam, dalam setahun produksi emas yang dihasilkan BUMN tambang ini hanya berkisar Rp 2 triliun per tahun. Jauh di bawah produksi tambang Grasberg milik Freeport.
Seperti diketahui, saat ini eforia investasi emas sedang terjadi akibat kenaikan harga yang sangat tinggi. Penjualan emas batangan di kantor Logam Mulia milik Antam di kawasan Pulogadung, Jakarta terus dipadati masyarakat. Bahkan dalam satu jam sejak dibuka pukul 09.00 WIB pagi, sebanyak 10 kg emas ludes terjual.
http://finance.detik..com/read/2011/0...-dari-freeport
Marketing Manajer Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Bambang Wijanarko mengatakan, dalam setahun produksi tambang emas dalam negeri kurang lebih bisa mencapai nilai Rp 20 triliun.
"Produksi dari tambang emas dalam negeri setahun kurang lebih bisa Rp 20 triliun, belum termasuk emas ikutan dari tambang tembaga di Grasberg yang bisa Rp 100 triliun (Menurut GFMS Gold Survey 2011)," tutur Bambang kepada detikFinance, Senin (26/9/2011).
Memang tambang Grasberg yang dikuasai Freeport ini adalah tambang emas terbesar di dunia. Tapi di tambang ini saham pemerintah Indonesia hanya sekitar 9% saja.
Bambang mengatakan, tingginya permintaan emas dari masyarakat di dalam negeri sebenarnya bisa dipenuhi jika ada penerapan kewajiban alokasi emas untuk dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO). Namun saat ini aturan tersebut belum ada, sehingga para perusahaan tambang emas bebas mengekspor emas berapapun ke luar negeri.
"Mengenai stok emas dalam negeri sebenarnya kalau ada penerapan DMO (Domestic Market Obligation) seharusnya bisa dipenuhi dari produksi tahunan tambang emas dan tembaga di dalam negeri," jelas Bambang.
Untuk Antam, dalam setahun produksi emas yang dihasilkan BUMN tambang ini hanya berkisar Rp 2 triliun per tahun. Jauh di bawah produksi tambang Grasberg milik Freeport.
Seperti diketahui, saat ini eforia investasi emas sedang terjadi akibat kenaikan harga yang sangat tinggi. Penjualan emas batangan di kantor Logam Mulia milik Antam di kawasan Pulogadung, Jakarta terus dipadati masyarakat. Bahkan dalam satu jam sejak dibuka pukul 09.00 WIB pagi, sebanyak 10 kg emas ludes terjual.
http://finance.detik..com/read/2011/0...-dari-freeport
No comments:
Post a Comment